Kereta Bandara Soetta Tak Beroperasi, Railink Rugi Ratusan Juta?
|
Pasca longsor underpass Perimeter Selatan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Kereta Bandara belum bisa beroperasi hingga hari ini, Kamis (8/2/2018). Imbasnya, PT Railink sebagai operator dari Kereta Bandara Soetta mengaku ada kerugian atas kejadian ini.
"Kalau dihitung kerugian, dalam sehari saja kami ada 1.600 penumpang," ujar Humas PT Railink, Diah, Kamis (8/2/2018).
Bila dikalikan dengan harga tiket Kereta Bandara yang dibandrol Rp 70 ribu untuk satu orang penumpang, kemudian dikalikan empat hari tidak beroperasi, ditaksir kerugian mencapai Rp 400 juta.
Meski begitu, PT Railink mengaku tetap akan menunggu intruksi hasil evaluasi tim di lapangan, untuk kembali mengoperasikan Kereta Bandara Soetta. "Kami masih melihat kondisi di lapangan untuk melakukan operasional KA Bandara," kata Diah.
Seperti diketahui, longsor tembok underpass di Perimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta tersebut, berada persis di bawah jalur rel kereta.
Getaran kereta yang melintas dikhawatirkan akan memperparah longsor dan membahayakan keselamatan para penumpang.
Underpass Bandara Soetta Longsor
Sebelumnya, Manajer Humas PT Angkasa Pura II, Yado Yarismano menyatakan, underpass tersebut merupakan proyek baru dan merupakan bagian dari pembangunan rel kereta bandara yang saat ini telah beroperasi.
"Underpass-nya ini dibangun dalam rangka pembangunan rel kereta bandara," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com.
Dia menjelaskan, PT KAI membangun jalur rel baru untuk menghubungkan Stasiun Kereta Bandara dengan Stasiun Batu Ceper.
Namun, lantaran harus bersilangan jalan Perimeter Selatan, maka dibangun underpass untuk menunjang keberadaan rel baru tersebut.
"Jadi KAI kan membangun jalur baru dari Stasiun Kereta Bandara ke Stasiun Batu Ceper. Rel keretanya melewati jalan Perimeter di bandara. Karena di sana ada jalan Perimeter Selatan, maka dibangun underpass, di atasnya rel kereta, di bawahnya jalur mobil," kata dia.
Menurut Yado, meski berada di area Bandara Soetta. Namun pembangunannya dilakukan oleh PT KAI dengan PT Waskita Karya sebagai kontraktornya.
"Wilayahnya memang berada di bandara, tetapi pengerjaannya dilakukan oleh KAI dan Waskita, karena untuk pembangunan relnya," tandas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar